Selasa, 10 Juni 2014

MARILAH KITA MEMPERSIAPKAN KARIER SEJAK DINI



Pernahkah kita ditanya kalau sudah besar nanti ingin jadi apa? Kalau sudah dewasa nanti mau berkarier di bidang apa? Ya tentu hampir semua kita pernah ditanya begitu dan jawabannyapun  berbeda-beda menurut selera kita masing masing. Ya jelas pasti berbeda satu dengan yang lain karena kita memang berbeda satu dengan yang lain. Beda bakatnya, minatnya, potensi dirinya, kekuatan dan kelemahannya, cita-citanya, lingkungannya, faktor pendukung dan penghambatnya, peluang berkembangnya. Kecermatan dan keberanian mengambil keputusannya dan sebagainya. Semuanya itu akan berpengaruh besar dalam kesuksesan karier di masa depan.
Namun sebelum kita mengkaji lerbih lanjut tentang karier, maka akan lebih bijak jika memahami dulu apa sih sebenarnya karier itu? Mungkin kita punya pendapat yang berbeda-beda tentang karier . Tetapi inil;ah pendapat ahli  tentang karier bahwa  istilah  karier (career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya (Winkel, 1991).
Maka dari itu pemilihan karier lebih memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang dari pada kalau sekedar mendapat pekerjaan yang sifatnya sementara waktu. Jika kita ingin berkarier sebagai pilot misalnya maka  kita harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa menjadi seorang pilot  sejak dini secara matang apa saja persyaratan, termasuk tinggi badan,  kesehatan, tak buta warna, wawasan yang cukup, penguasaan bahawa asing, pembentukan kepribadian dan segalanya, sudah kita persiapkan sejak dini dengan memenuhi kebutuhan pertumbuhan, termasuk nutrisi,protein, vitamin dan semacamnya . Kemudian belajar bahasa asing hingga mahir, menguasai pengetahuan global sehingga akan memperluas cakrawala wawasan kita, mempersiapkan diri masuk pendidikan penerbangan sebagai persyaratan jadi pilot, seperti Juanda Flying Scholl dan usaha lainnya yang harus dilakukan sejak dini.
         Singkat kata mengingat begitu pentingnya masalah karier dalam kehidupan kita, maka sejak dini kita perlu merencanakan dan memersiapkannya dengan matang, terarah, terprogram dan terukur, dengan cara memahami diri terlebih dahulu meliputi bakat, minat, IQ (Intelegence Quotions /kecerdasan intelektual), EQ (Emotional Quotions /Kecerdasan emosi), SQ (Spriritual Quotions/Kecerdasan Spiritual), Kepribadian dan berbagai potensi diri, termasuk memahami kelebihan dan kelemahan kita. Kemudian memahami lingkungan termasuk didalamnya lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan  teman bergaul sehari-hari, yang itu akan berpengaruh terhadap karier kita. Kemudian dengan mendasarkan pada pemahaman diri yang  cujkup itru kita susun  langkah pencapaian karir.
Nah untuk memahami secara garis besar gambaran perkembangan karier pada seseorang maka ada baiknya kita fahami secara ilmiah tahab-tahab perkembangan karir yang disampaikan oleh ahlinya.(Sesuatu dikatakan ilmiah jika sudah melalui uji coba ilmiah berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah)
.  .
Tahap-tahap Perkembangan Karier

           Menurut Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan Herma (1951) perkembangan karier dibagi menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu:
- Tahap Fantasi           :     0   – 11 tahun  (masa Sekolah Dasar)
- Tahap Tentatif         :      12 – 18 tahun  (masa Sekolah Menengah)
- Tahap Realistis         :      19 – 25 tahun  (masa Perguruan Tinggi)
            Pada tahap fantasi kita sering kali menyebutkan cita-cita kita kelak kalau sudah besar, misalnya ingin menjadi dokter, ingin menjadi petani, pilot pesawat, guru, tentara, dll. Kita juga senang bermain peran (misalnya bermain dokter-dokteran, bermain jadi guru, bermain jadi polisi, dll) sesuai dengan peran-peran yang kita lihat di lingkungan kita. Jabatan atau pekerjaan yang kita inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dari TV, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah melintas dalam kehidupan kita. Maka tidak mengherankan jika pekerjaan ataupun jabatan yang kita sebut masih jauh dari pertimbangan rasional maupun moral. Kita memang asal sebut saja pekerjaan yang dirasa menarik saat itu.
            Dalam hal ini orang tua dan pendidik sering cemas atau gelisah jika suatu ketika kita ternyata menyebut atau menginginkan pekerjaan yang jauh dari harapan beliau. Dalam tahap ini kita belum mampu memilih jenis pekerjaan/jabatan secara rasional dan obyektif, karena kita belum mengetahui bakat, minat, dan potensi kita yang sebenarnya. Kita sekedar berfantasi saja secara bebas, yang sifatnya sama sekali tidak mengikat terhadap apapun,masih belum menetap.
           Tahap tentatif dibagi menjadi 4 (empat) sub tahap, yakni: (1) sub tahap Minat (Interest); (2) sub tahap Kapasitas (Capacity); (3) sub tahap Nilai (Values) dan (4) sub tahap Transisi (Transition). Pada tahap tentatif kita mulai menyadari bahwa kita memiliki minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Ada yang lebih berminat di bidang seni, sedangkan yang lain lebih berminat di bidang olah raga. Demikian juga kita mulai sadar bahwa kemampuan kita juga berbeda satu sama lain. Ada yang lebih mampu dalam bidang matematika, sedang yang lain dalam bidang bahasa, atau lain lagi bidang olah raga,seni pedalangan, drama, pantomime,  music, atau di bidang perdagangan,kesehatan dan lainnya.
       Pada sub tahap minat (11-12 tahun) kita cenderung malakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan hanya yang sesuai dengan minat dan kesukaan kita saja; sedangkan pada sub tahap kapasitas/kemampuan (13-14 tahun) kita mulai melakukan pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, di samping minat dan kesukaannya. Selanjutnya pada sub tahap nilai (15-16 tahun) kita sudah bisa membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai; sedangkan pada sub tahap transisi (17-18 tahun) kita sudah mampu memikirkan atau "merencanakan" karier kita berdasarkan minat, kamampuan dan nilai-nilai yang ingin diperjuangkan untuk menjadi kenyataan nantinya ketika sudah menjadi dewasa kelak.
          Pada usia perguruan tinggi (18 tahun ke atas) remaja memasuki tahap reasiltis, di mana kita sudah mengenal secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, kita juga sudah lebih menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh sebab itu pada tahap realistis seorang remaja sudah mampu membuat perencanaan karier secara lebih rasional dan obyektif.
          Tahap realistis dibagi menjadi 3 (tiga) sub-tahap, yakni sub-sub tahap (1) eksplorasi/menggali potensi (exploration), (2)kristalisasi/mewujudkan potensi dalam kenyataan (chystallization) dan (3) spesifikasi / penentuan pilihan (specification) dengan penjelasannya masing masing.
       Pada sub tahap eksplorasi umumnya kita mulai menerapkan pilihan-pilihan yang dipikirkan pada tahap tentatif akhir. Kita pada tahab ini menimbang-nimbang beberapa kemungkinan pekerjaan yang kita anggap sesuai dengan bakat, minat, serta nilai-nilai kita, namun kita belum berani mengambil keputusan tentang pekerjaan mana yang paling tepat. Dalam hal ini termasuk di dalamnya masalah memilih sekolah lanjutan yang sekiranya sejalan dengan karier yang akan kita tekuni.
        Pada sub tahap berikutnya, yakni tahap kristalisasi, kita pada masa ini  mulai merasa mantap dengan pekerjaan/karier tertentu. Berkat pergaulan yang lebih luas dan kesadaran diri yang lebih mendalam, serta pengetahuan akan dunia kerja yang lebih luas, maka kita  makin terarah pada karier tertentu meskipun belum mengambil keputusan final.
      Akhirnya, pada sub tahap spesifikasi kita sudah mampu mengambil keputuasan yang jelas tentang karier yang akan kita pilih  untuk kemudian  kita tekuni dan kita jadikan jalan hidup.
          Dalam buku edisi revisinya Ginzberg dkk (1972) menegaskan bahwa  pemilihan karier itu berlangsung sepanjang hayat, tidak berhenti pada suatu tahap tententu. Hal ini berarti bahwa pilihan karier tidaklah terjadi sekali saja dalam hidup manusia. Di samping itu Ginzberg juga menyadari bahwa faktor peluang/kesempatan memegang peranan yang amat penting dalam kesuksesan karier seseorang. Meskipun seorang remaja sudah menentukan pilihan kariernya berdasar minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, tetapi kalau peluang/kesempatan untuk bekerja pada bidang itu tertutup karena "tidak ada lowongan", maka karier yang dicita-citakan akhirnya tidak bisa terwujud. Kesempatan itu bisa kita peroleh atau kita ciptakan . Kita peroleh jika kita harus berkair “ ikut fihak lain , misalnya menjadi pegawai  BUMN, PNS, atau swasta . Kesempatan kita ciptakan  , jika menjadi pengusaha atau wirausaha. Pilih yang mana ? Kita peroleh atau kita c iptakan ?

Karier perlu seuai dengan Kepribadian
Sementara itu seorang ahli yang bernama John Holland menjelaskan bahwa perlu dilakukannya sebuah usaha dalam memilih karir yang sesuai dengan kepribadian kita. Hal ini didasarkan pada sebuah alasan bahwa seorang yang memilih karir yang sesuai dengan kepribadiannya, dia akan lebih menikmati kariernya  dari pada karier yang tidak sesuai dengan kepribadiannya.
      Holland percaya ada enam tipe kepribadian yang perlu dipertimbangkan saat mencari kecocokan antara aspek psikologis seseorang dengan karir mana yang akan dipilih. Enam kepribadian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Realistis
Orang yang memperlihatkan karakteristik maskulin. Kuat secara fisik, menyelesaikan masalah dari sisi praktisnya dan memiliki kemampuan sosial yang rendah .Jika kita termasuk tipe ini maka  cocok bekerja pada situasi praktis sebagai buruh, petani, pengemudi bus, dan tukang bangunan.
2. Intelektual
Orang-orang ini memiliki orientasi konseptual dan teoritis. Jika kita termasuk tipe ini maka kita lebih tepat menjadi pemikir daripada pekerja. Kita akan seringkali menghindari hubungan dengan orang lain  dan paling cocok untuk pekerjaan yang berhubungan dengan matematika atau keilmuan
3. Social
Orang-orang ini sering memperlihatkan sifat-sifat  feminism (luwes/gampang bergaul), khususnya yang berhubungan dengan kemampuan berbicara dan hubungan dengan orang lain.  Jika termasuk tipe ini kita paling mungkin mempersiapkan diri untuk masuk dalam profesi yang berhubungan dengan orang banyak, seperti mengajar, menjadi pekerja social, dalam bidang konseling,dll
4. Konvensional
Orang-orang ini memperlihatkan ketidaksenangannya terhadap kegiatan yang tidak teratur dengan rapi. Jika termasuk tip[e ini kita paling cocok menjadi bawahan, seperti sekerataris, teller bank, atau pekerjaan administrative lainya.
5. Menguasai (enterprising)
Orang-orang ini menggunakan kata-katanya utnuk memimpin orang lain, mempengaruhi orang lain dan menjual berita atau produk. Jika termasuk tipe ini kita paling cocok memiliki karir yang berhubungan dengan penjualan, sales, politikus atau menejemen.
6. Artistic
Kita adalah orang yang lebih suka berinteraksi dengan dunia kita melalui ekspresi seni, menghindari situasi  hubungan  dengan orang lain serta konvensional dalam banyak kasus. Para pemilik tipe kepribadian ini sebaiknya diarahkan ke karir seni atau penulisan scenario drama/film/sinetron, pelukis.
        Kepribadian manusia tidak cukuhanya dapat dijelaskan seperti yang telah dijelaskan diatas. Akan tetapi kepribadian manusia adalah sebuah kepribadian yang sangat komplek oleh karena itu cara menilainya adaah yang paling banyak mendekati. Misalnya orang yang paling mendekati tipe social dia diarahkan ke pekerjaan tipe sosial. Keberadaan pemilihan karir ini juga dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu sangat penting menyesuaikan karier dengan kepribadian dan lingkungan. Lingkungan-lingkungan yang di dalamnya orang hidup dan bekerja, dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh suatu lingkungan mendekati satu model lingkungan, yaitu :
1. Lingkungan relistik
2. Lingkungan intelektual
3. Lingkungan seniman
4. Lingkungan social
5. lingkungan enterprising
6. Lingkungan konvensional
          Penjelasan tentang jenis lingkungan itu bisa didapatkan dengan mempertautkan lingkungan dengan jenis-jenis kepribadian. Perpaduan antara jenis kepribadian dan lingkungan diatas akan menghasilkan suatu kecocokan, sehingga dapat mengembangkan diri pada lingkungan karier tertentu. Perpaduan dan pencocokan antara tiap tipe kepribadian dan lingkungan memungkin suatu pemilihan karier  yang nyaman dan dapat dinikmati, sehingga juga dapat perhitungkan  sejauh mana karier akan berkembang.
            Nah sekarang kita sudah mengetahui secara garis besar tinjauan karier dari sudut orang awam dan sudut ilmiah. Sekarang saatnya kita memadukan antara keduanya kemudian  mulai menyusun langkah-langkah nyata merencanakan dan mempersiapkan langkah-langkahnya meniti  karier agar sukses di masa datang.

GOOD LUCK


Selasa, 27 Mei 2014

CARA BELAJAR EFEKTIF DAN MUDAH PAHAM


alt




1. Belajar tanpa Mood
Belajarlah karena kesungguhan kita untuk berubah, jangan belajar hanya dengan berlandaskan mood saja.
iya kalau pas nice mood, la kalau pas bad mood kita jadikan alasan untuk kita tidak belajar, saya berani jamin ilmu yang anda pelajari akan sama halnya dengan air yang menetes di lapangan panas, sangat mudah menguap. Jadi jangan pernah belajar berdasarkan mood ya kalau ingin hasil yang memuaskan.

2. Belajarlah di manapun anda suka
Carilah tempat yang nyaman dan dapat menenangkan pikiran kita sewaktu belajar, dengan keadaan yang nyaman kita akan lebih mudah dalam memahami materi.

3. Jangan belajar terlalu banyak ketika akan ujian
Inilah sebuah doktrin yang saya rasa sangat keliru, "kamu harus belajar sungguh-sungguh, besok ada ujian"..kira-kira teman-teman sudah mendengar ocehan yang seperti itu? Ini adalah kesalahan, sebenarnya ketika akan ujian itu kita gunakan untuk merehat otak sekejap, justru pas hari-hari biasalah kita harus sungguh-sungguh. Sistem KS (kebut semalam) sangat merusak cara berpikir kita, karena hanya akan menimbulkan tekanan bukan pengetahuan.

4. Belajar sambil diskusi
Belajar secara kelompok memang dimaksudkan agar seseorang yang kurang mampu memahami materi bisa berdiskusi dengan orang yang sudah paham. Sehingga pertukaran ide terus berjalan, yang pintar tidak semakin pintar, begitu pula yang bodoh tidak semakin terperosok. Semua bisa menjadi seimbang.

5. Belajar dengan diiringi musik
Musik memang bisa meningkatkan konsentrasi kita dalam belajar, namun hal ini tidak selalu terjadi pada setiap orang. Ada beberapa orang yang malah suka keadaan yang hening. Jadi, jika musik bisa membantumu berkonsentrasi, just listen it :)

6. Jangan hanya menghafal
metode menghafal mungkin bisa menyukseskan kita dalam mencari "nilai-yang-baik", namun apakah pengetahuan kita bertambah? tidak. Pahamilah materi dengan mempelajari konsep-konsepnya, bagaimana hal itu bisa terjadi, mengapa, apa selanjutnya, begitulah cara berpikir yang harus dikembangkan meskipun memakan waktu yang cukup lama. Sehingga kita akan tahu betapa indahnya Ilmu Pengetahuan itu. Dalam film 3 idiots, ada sebuah quotes yang sangat mengena: "Dengan menghafal, kamu bisa menghemat waktumu selama 4 tahun di universitas, namun kau telah menghancurkan 40 tahun hidupmu kedepan"

7. Jangan malu-malu untuk bertanya
Bila kita ada yang belum paham mengenai materi yang diajarkan, cukup dengan acungkan jari dan bertanyalah kepada bapak/ibu guru, jangan malu bertanya bila kita tidak bisa, jangan jadikan gengsi "takut dibilang lambat oleh teman2" sebagai alasan, karena hal yang seperti itu tidak masuk akal!

8. Coba dan Gagal (Trial and Error)
Dalam hidup ini, gagal adalah teman kita juga, jadi jangan pernah menghindar darinya. Kita terjatuh, untuk apa? agar kita tahu bagaimana cara untuk bangun. Kita tidak akan pernah tahu yang benar itu bagaimana jika kita tidak kenal dengan KESALAHAN dulu. Materi yang sesulit apapun, pasti akan bisa kita kuasai asal tidak ada kata menyerah memahaminya. Coba terus, gagal sudah biasa.

9. Cintailah mata pelajaran yang anda suka
Anda tidak bisa dalam fisika (misal), namun anda sangat mencintai pelajaran yang satu ini. Maka dengan kecintaan itu, suatu saat akan menjadikan anda seorang fisikawan hebat, karena sesuatu yang dilakukan sepenuh hati akan menghasilkan hasil yang memuaskan. Sekarang tidak bisa, namun karena kecintaan tersebut anda mempelajarinya setiap waktu, tunggulah hingga mimpi indah tiba. You'll be the best, but wait until the time's coming on ^_^

10. Ingatlah tujuan utama kita sekolah
Tujuan utama kita sekolah ialah untuk mencari ilmu pengetahuan, bukan hanya menerima "Cara Untuk Memperoleh Nilai yang Baik" saja. Nilai tidak akan bisa mencerminkan kualitas seseorang, lihatlah kenyataannya. Tidak masalah kita ada di peringkat berapapun, yang terpenting ialah belajar bukan untuk mencapai kesuksesan..tetapi untuk membesarkan jiwa. ini merupakan Cara Belajar paling Efektif yang terus saya gunakan, karena saya yakin ilmu bukan sebatas CORETAN NILAI, tapi banyaknya kita berbagi kepada sesama.

11. Kunci semua metode belajar
Kuncinya terletak pada kesungguhan kita dalam berdo'a, karena saya masih ingat betul ada yang bilang kecerdasan seseorang 73% dari kesungguhan do'anya, sedangkan 27% dari belajar. Intinya do'a sangatlah penting, sebagai bentuk pasrah kita Kepada Allah. Namun belajar juga sangatlah penting, ingat! Tidak bisa mencapai 100% tanpa ada yang 27% tersebut.

Senin, 26 Mei 2014

MANFAAT DISIPLIN DALAM PENDIDIKAN

1.memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
2.mendorong siswa melakukan yang baik dan benar
3.membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah
4.siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.

Hal senada dikemukakan oleh Wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa.

Keith Devis mengatakan, “Discipline is management action to enforce organization standarts” dan oleh karena itu perlu dikembangkan disiplin preventif dan korektif. Disiplin preventif, yakni upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, siswa berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. Disiplin korektif, yakni upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.
Waktu Disiplin dalam penggunaan waktu perlu diperhatikan dengan seksama. Waktu yang sudah berlalu tak mungkin dapat kembali lagi. Hari yang sudah lewat tak akan datang lagi. Demikian pentingnya waktu sehingga berbagai bangsa du dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan penghargaan terhadap waktu.

Orang Inggris mengatakan “waktu adalah uang", peribahasa Arab mengatakan “Waktu adalah pedang",atau “Waktu adalah peluang emas", dan kita orang Indonesia mengatakan :" sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna".

Tak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Disiplin tidak akan datang dengan sendirinya, akan tetapi melalui latihan yan ketat dalam kehidupan pribadinya.
Selanjutnya, Brown dan Brown mengemukakan pula tentang pentingnya disiplin dalam proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengajarkan hal-hal sebagai berikut :

1. Rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan; disiplin akan menyadarkan setiap siswa tentang kedudukannya, baik di kelas maupun di luar kelas, misalnya kedudukannya sebagai siswa yang harus hormat terhadap guru dan kepala sekolah.

2. Upaya untuk menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar mengajar dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama, baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan lingkungannya.

3. Kebutuhan untuk berorganisasi; disiplin dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan berorganisasi.

4. Rasa hormat terhadap orang lain; dengan ada dan dijunjung tingginya disiplin dalam proses belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan memahami tentang hak dan kewajibannya, serta akan menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain.

5. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam kehidupan selalu dijumpai hal yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Melalui disiplin siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan dalam proses belajar mengajar pada khususnya.

6. Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh perilaku yang tidak disiplin diharapkan siswa dapat menghindarinya atau dapat membedakan mana perilaku disiplin dan yang tidak disiplin.
Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai hubungan yang positif bagi kehidupan siswa dimasa yang akan datang. Pada mulanya disiplin dirasakan sebagai suatu aturan yang menekan kebebasan siswa, tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai sesuatu yang seharusnya dipatuhi secara sadar untuk kebaikan diri sendiri dan kebaikan bersama, maka lama kelamaan menjadi kebiasaan yang baik menuju kearah disiplin diri sendiri.

-KESIMPULAN DAN SARAN

Dengan demikian, telah kita bahwa disiplin di ssekolah itu sangat diperlukan. Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati peraturan yang sangat penting bagi stabilitas kegitan belajar mengajar. Selain itu sikap disiplin sangat diperluakan untuk di masa depan bagi pengembangan watak dan pribadi sesorang, sehingga menjadi tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak.

Oleh karena itu, marilah kita hidup berdisiplin. Agar kelak, kita dapat menjadi panutan setiap orang dan bisa diandalkan. Jika tidak dari sekarang kita membiasakan untuk berdisiplin, kapan lagi kita bisaa merubah dunia ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman untuk menjadi lebih baik bagi para pembaca khususnya mahasiswa.

Jumat, 16 Mei 2014

Sebagai bahan renungan buat para anak-anak remaja sekarang berani berbuat beranilah mengambil resiko dengan perbuatan kalian. Segalanya cita-cita kalian bisa hancur karena perbuatan yang kalian lakukan sesaat download

Minggu, 11 Mei 2014

Cara Berfikir Positif Dengan Benar

Berpikir positif adalah suatu cara dimana orang akan mendapatkan kebenaran atau kebaikan dalam hidupnya dengan sempurna. Berpikir positif membuat keseimbangan dalam berpikir, bertindak serta berhubungan dengan orang maupun tuhan. Jika berpikir positif ini terus dilakukan dengan benar, maka orang yang melakukannya tersebut mendapatkan suatu petunjuk dimana mereka akan mendapatkan suatu hikmah tertentu dari suatu kejadian yang dilakukan.

Cara berpikir positif itu sendiri harus didasari oleh orang yang menginginkan setiap kejadiannya menjadi lebih baik dengan perilakunya sendiri. Sehingga hal ini akan mendapatkan suatu keinginan yang lebih baik serta menantang setiap orang dalam melakukan apa yang mereka inginkan.

Karena berpikir positif itu akan menjadikan seluruh kegiatan menjadi menyenangkan serta menjadikan dunia ini menjadi lebih berwarna. Bila berpikir positif itu sudah dilakukan dengan sempurna, maka hasil dari setiap apa yang ada didalam proses untuk mencari jadi diri ataupun keinginan itu sendiri menjadi terkabulkan. Sehingga hal ini akan terus menerus terjadi dengan baik serta menularkan kepada kejadian berikutnya.

Orang yang selalu berpikir positif dalam kehidupannya mereka selalu merasakan kebahagiaan, kesenangan, serta kebebasan secara berturut - turut hingga mereka puas dengan semua yang dilakukannya. Hal ini memang memberikan dampak baik bagi kesehatan, kesuksesan, dan kerohanian. Sehingga berpikir positif berdampak baik bagi hati, pikiran, serta perilaku seseorang dalam melakukan apapun yang diinginkan.

Ketika orang mulai berpikir positif setiap kali mereka mendapatkan masalah yang ada, mereka hanya berpikir secara sederhana dengan memikirkan sisi baik dari suatu masalah. Suatu hal yang cukup sulit dilakukan oleh seseorang bila mereka mendapatkan masalah. Bila seseorang dapat mengatasinya maka mungkin mereka melihat masalah dengan sisi baiknya sehingga mendapatkan pemikiran yang lebih harmonis. Namun sebaliknya bila mereka menggunakan pikiran negatif kepada orang lain maka hal itu akan menjadikan kehidupannya lebih terpuruk, menggerutu, menyalahkan setiap hal kepada orang lain, sampai mereka berbuat jahat.

Mungkin cara berpikir positif itu tidaklah mudah untuk dilakukan, namun sebenarnya lebih mudah untuk dilakukan karena memiliki alasan tertentu. Bila anda menginginkan berpikir positif itu terjadi dalam kehidupan anda, maka anda harus mengerti bagaimana orang bisa berpikir positif. Oleh karena itu bagaimana untuk tetap berpikir positif kepada setiap masalah yang ada. Berikut adalah ulasannya.

1. Merasa Biasa

Bila setiap masalah adalah beban dari kehidupan ini, maka sebaiknya anda menggunakan cara yang praktis, yaitu menganggap semua terasa biasa. Karena dengan cara inilah seseorang bisa menjadikan semua hal yang baik menjadi lebih gampang diserap oleh pemikiran manusia. Sehingga berpikir positif dengan benar adalah dengan membiasakan diri dengan keadaan dan selalu merasakan kebahagiaan yang dirasakan saat menghadapi masalah.

2. Beribadah

Memang banyak manfaat seseorang bila melakukan ibadah di setiap harinya. Karena ibadah itu menentramkan pikiran manusia, sehingga bisa mendapatkan segala pengaruh yang baik untuk kehidupannya. dalam hal ini semua orang mengerti bahwa dengan beribadah itu bisa menggantikan orang yang meditasi 1 jam. Dengan ibadah itulah orang akan selalu menghargai setiap kesempatan dalam kehidupannya. Sehingga hal ini akan sangat mempengaruhi orang yang selalu berpikir positif dengan benar.

3. Pandang Sisi Baiknya

Jika seseorang mengerti tentang bagaimana kehidupan ini berlangsung, maka berpikir positif yang baik selanjutnya adalah dengan memandang semua hal itu adalah kebaikan. Sehingga bila semisal mendapatkan masalah dengan pacar, maka sisi baiknya bisa mencari orang yang lebih tepat lagi daripada sebelumnya. Sehingga membuat otak dan pikiran anda tidak tersiksa dengan aura negatif.

4. Selalu Tersenyum

Senyum itu ibarat kekuatan yang bisa menjungkir balikkan gunung. Sebab senyum itu bisa membuat orang yang kuat sekalipun tunduk dan membantu orang yang selalu tersenyum. Sehingga hal ini adalah hal yang paling penting dari berpikir positif. Tersenyumlah selagi anda menginginkan untuk tersenyum, dan rasakan segala hal yang baik dari tersenyum tersebut. Bila anda merasakan kesenangan dan kegembiaraan saat anda mendapatkan masalah, maka anda berhasil untuk berpikir positif dengan benar.

5. Berkumpul Dengan Teman Baik

Semua yang anda lakukan setiap hari dan teman lakukan setiap hari akan menularkan diri anda untuk berpikir positif atau tidak. Sehingga hal ini akan mempengaruhi anda dalam berbuat apapun yang anda inginkan untuk masa depan anda nantinya. Sehingga untuk bisa berpikir positif dengan baik maka selalu berkumpulah dengan teman yang baik menurut diri anda. Sehingga akan tercipta keharmonisa hidup ini.

Berpikir positif memang sulit bila hanya dibayangkan saja, namun bila anda mempraktekkannya dengan baik maka hal tersebut akan mendapatkan suatu petunjuk khusus untuk anda yang menginginkan pekerjaan yang lebih baik ataupun hal lain yang berkaitan dengan ketentraman jiwa. Dalam hal ini berpikir positif sangatlah berperan penting untuk mendapatkan suatu kesuksesan yang nantinya akan di unduh oleh pelakunya.